Tembus Bali United, Sejak Kecil Komang Aryantara Idolakan M Ridho
Kisah inspiratif datang dari kiper Bali United, Komang Aryantara. Sejak usia 6 bulan, Komang Aryantara telah ditinggal pergi sang ayah untuk selamanya. Sejak itu pula dia hanya diasuh oleh sang ibu, sebagai orangtua tunggal. Namun di tengah segala keterbatasan ia kini menjadi seorang pemain sepak bola professional di klub sebesar Bali United.
Seperti apa kisah perjalanan hidup Komang Aryantara sejak kecil hingga menjadi pesepak bola professional di usia 17 tahun ini, tentunya ini merupakan sebuah pencapaian dari usaha kerja kerasnya. Berikut petikan wawancaranya: Bagaimana perasaan Komang Aryantara setelah pertama kalinya mengetahui direkrut Bali United dan berkiprah di Liga 1 Indonesia? Dan seperti apa perjalanannya? Tentunya saya merasa bangga usia di 17 tahun masih muda tembus ke tim senior. Tidak menyangka.
Dulu waktu di SD 12 Sanur sekadar ikut ekstrakulikuler. Sekarang bisa naik ke tim senior Bali United. Dulu iseng nyari nilai ekstra. Tidak ada cita cita ke situ. Ternyata seru bermain sepakbola dan berlanjut sampai sekarang. Dulu waktu kecil juga kalau di pantai sama teman teman suka main bola sama berenang di pantai. Terus pas SD ikut ekstra untuk menambah nilai.
Lanjut saat duduk di bangku sekolah, inginnya SMPN 9 yang tim sepak bolanya bagus, namun tidak dapat sekolah di sana karena tidak punya KK Denpasar. Lalu sekolah di Slube. Kami bukan asli Denpasar. Aslinya dari Abang Karangasem. Lalu di Slube aktif. Lalu diajak ikut Sekolah Sepak Bola Mandala United. Habis itu latihan terus. Latihan di rumah sendiri. SMP dapat juara se Kota Denpasar lalu se Bali.
Sekarang bergabung dengan tim senior Bali United kesempatan menimba ilmu. Fokus belajar bisa dapat ilmu dari kakak kakak senior. Ilmu yang benar supaya ke depannya bisa bersaing di senior. Punya keyakinan harus, tidak boleh minder. Astungkara juga bisa main di Timnas dan bermain di luar negeri. Apakah memang saat bermain bola sejak kecil sudah menginginkan posisi kiper?
Dari SD sudah berposisi di kiper. Awalnya seminggu ekstra menjadi pemain sayap, tapi capek lari terus. Beberapa hari ditanya siapa mau jadi kiper, saya langsung ajukan diri mau. Tinggi badan saya sekarang 181 cm. Memang dari kecil sudah tinggi. Pas SSB pelatih bilang cocok dan ada potensi di posisi kiper. Di Mandala United sampai usia 15 tahun.
Ikut turnamen Piala Soeratin U 15. Lalu ada kesempatan bergabung dengan Bali United Junior. Saat di BU U 16 belum dapat kompetisi turnamen karena Covid 19, lalu baru baru ini ada kesempatan ikut Turnamen SFA di Bandung sama International Youth Championship di Jakarta, menjadi kiper bersama Cecen dan Elo. Saya tampil 4 kali, 2 pertandingan pertama sebagai pengganti, lalu 2 pertandingan lagi main dari awal sampai akhir.
Siapa kiper Idola Komang Aryantara? Dan apa cita cita kedepannya? Di Indonesia saya sejak kecil mengidolakan Muhammad Ridho. Melihat waktu di Borneo, keren. Suka lihat gaya mainnya. Saat SSB saya juga selalu ingin pakai nomor 20 karena mengidolakan Muhammad Ridho. Dan sekarang satu klub di Bali United.
Kalau kiper luar saya suka Gianluigi Buffon. Semangatnya dan mainnya stabil sampai sekarang, jiwa kepemimpinannya. Saya juga suka menjadi kapten seperti Buffon. Pernah jadi kapten saya waktu di sekolah. Seru menambah kepercayaan diri. Cita cita saya kalau ada peluang ke luar negeri pasti saya ambil. Sekarang fokus latihan meningkatkan kemampuan menjadi kiper andalan Bali United.
Apakah sebelumnya menyangka bakal dipromosikan di Tim Senior Bali United di usia semuda ini ? Siapa orang pertama yang diberitahun ? Belum tahu waktu itu saat dipromosikan ke senior. Tiba tiba saja ditanyakan sama manajemen, mau tidak ke senior. Ya saya jelas mau. Saat itu saya sedang latihan dihubungi lewat telepon. Saya kaget, karena langsung diajak promosi. Jelas mau tanpa pikir panjang. Kesempatan promosi saya jawab iya.
Saya pertamakali kasih tahu ke ibu, lalu yang lainnya. Ibu sangat mendukung langsung nyuruh tambah latihannya. Ibu senang pasti. Saya besar bersama ibu. Bapak sudah tidak ada saat saya usia 6 bulan. Saya besar bersama ibu, nenek dan kakak misan. Bisa bergabung dengan tim senior Bali United karunia Tuhan. Selain latihan sepak bola, apa kegiatan Komang?
Kalau tidak latihan, saya bantu ibu jualan sate ikan di Sanur. Langsung buat di warung, membantu ibu dari proses membuat potong ikan bantu cuci ikan. Kalua bumbu ibu. Bantu jualan juga kalau tidak latihan. Kalau ada jadwal latihan tetap disiplin. Izin sama ibu, selesai latihan bantuin lagi. Ibu memberi restu untuk meniti karier mendukung latihan. Waktu saya latihan kalau di BU Youth pagi hari, sore latihan mandiri jogging. Kalau sebelumnya sama Mandala United sore, kalau pagi di warung.
Selain Mandala dan BU Youth sering latihan mandiri. Senin, Rabu, Jumat latihan. Selasa Kamis Sabtu lari di pantai latihan sendiri. Sekolah juga mendukung, Sekarang saya duduk di bangku kelas 2 SMA Negeri 6 Denpasar. Waktu sekolah dan latihan bersamaan dikasih izin sekolah disusul tugas apa yang belum dikerjakan, sekolah juga mendukung karier sebagai pemainsepak bola.
Awalnya memang tidak bercita cita, namun niat muncul harus diseriusin. Dengan segala keterbatasan, waktu kecil bagaimana Komang beli peralatan sepak bola? Dulu menabung. Sering bantu ibu. Dikasih uang kalau lagi ramai dagangan. Itu dikasih sama ibu, itu yang saya kumpulkan.
Atau kalau tidak, bekal dari sekolah saya sisakan, saya kumpulkan. Berapa bulan untuk baru bisa beli sepatu atau beli sarung tangan. Namun waktu di Mandala United saya mendapatkan sepatu dari tim. Awal masuk dapat dikasih sepatu dan sarung tangan karena dilihat ada potensi membantu tim.